Jumat, 08 April 2011
Lucky Dube - Rastas Never Die (Describing his own death)
Penembakan yang terjadi di Mulia, terhadap Hans Ling Satya (30) dan Elemus
Ramanday (33). karyawan PT Modern yang terjadi Selasa (13/4) siang sekitar 11.00
WIT, tewas diterjang peluru panas oleh orang tak di kenal (Tuduhan sementara
TPN/OPM) di kampung Kalome, Distrik Mewoluk, sekitar tujuh kilometer dari Mulia,
ibukota Puncak Jaya. Merupakan konspirasi besar yang lakukan oleh TNI dan Polri
terhadap pembentukan Kodam, Polda dan Pemekaran Propinsi, Ini ada proyek besar
yang sedang berebut lahan, untuk menyukseskan misinya maka rakyatlah yang
dikambing hitamkan. Inilah cara-cara lama yang di pakai oleh Aparat keamanan
Indonesia di Papua.
Pelaku yang menciptakan konflik di Puncak Jaya bukan TPN/OPM, tapi justru TNI
dan Polri yang ada disana. Berdasarkan data yang kami himpun sebelum dua minggu
kejadian di Puncak, sudah ada Tim Densus 88, Tim Gegana dari Brimob Polda Papua
dan Timsus 753. Ini berarti ada system pengkondisian atau kontigensi pelumpuhan
gerakan sipil.
Begitu kejadian di Puncak Tim Densus 88, Tim Gegana dari Brimob Polda Papua dan
Timsus 753 langsung mengadakan penyisiran di Mewoluk yang adalah pemukiman warga
sipil. Warga sipil sudah trauma, akhirnya mengungsi ke hutan-hutan untuk
menyelamatkan diri akibat konforontasi Aparat Keamanan.
Jadi ada sebuah skenario besar selain pemekaran, tapi nanti kita akan tahu
dampaknya.
Ramanday (33). karyawan PT Modern yang terjadi Selasa (13/4) siang sekitar 11.00
WIT, tewas diterjang peluru panas oleh orang tak di kenal (Tuduhan sementara
TPN/OPM) di kampung Kalome, Distrik Mewoluk, sekitar tujuh kilometer dari Mulia,
ibukota Puncak Jaya. Merupakan konspirasi besar yang lakukan oleh TNI dan Polri
terhadap pembentukan Kodam, Polda dan Pemekaran Propinsi, Ini ada proyek besar
yang sedang berebut lahan, untuk menyukseskan misinya maka rakyatlah yang
dikambing hitamkan. Inilah cara-cara lama yang di pakai oleh Aparat keamanan
Indonesia di Papua.
Pelaku yang menciptakan konflik di Puncak Jaya bukan TPN/OPM, tapi justru TNI
dan Polri yang ada disana. Berdasarkan data yang kami himpun sebelum dua minggu
kejadian di Puncak, sudah ada Tim Densus 88, Tim Gegana dari Brimob Polda Papua
dan Timsus 753. Ini berarti ada system pengkondisian atau kontigensi pelumpuhan
gerakan sipil.
Begitu kejadian di Puncak Tim Densus 88, Tim Gegana dari Brimob Polda Papua dan
Timsus 753 langsung mengadakan penyisiran di Mewoluk yang adalah pemukiman warga
sipil. Warga sipil sudah trauma, akhirnya mengungsi ke hutan-hutan untuk
menyelamatkan diri akibat konforontasi Aparat Keamanan.
Jadi ada sebuah skenario besar selain pemekaran, tapi nanti kita akan tahu
dampaknya.
Selasa, 05 April 2011
Langganan:
Postingan (Atom)